A.
Pengertian teknologi
ramah lingkungan
Teknologi yaitu semua hal yang
diciptakan secara sengaja oleh manusia melalui akal serta pengetahuannya untuk
memberikan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari
Teknologi ramah lingkungan atau
sering disebut dengan sustainable technology/green technology merupakan
bentuk penerapan teknologi yang memperhatikan prinsip-prinsip pelestarian
lingkungan. Teknologi tersebut bertujuan untuk memberi kemudahan dan pemenuhan
keperluan manusia. Suatu teknologi dikatakan teknologi ramah lingkungan jika
memenuhi syarat-syarat tertentu. Teknologi ramah lingkungan bertujuan untuk
menghasilkan berbagai produk dan jasa untuk kepentingan manusia. Teknologi
tersebut memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbarui dan tidak
menghasilkan limbah yang membahayakan lingkungan. Selain itu, teknologi ramah
lingkungan juga dapat menggunakan bahan yang dapat didaur ulang
Tabel 1.
Perbedaan teknologi ramah lingkungan dengan teknologi tidak ramah lingkungan
No. |
Teknologi Ramah
Lingkungan |
Teknologi tidak ramah
lingkungan |
1. |
Dalam pembuatannya
memperhatikan keseimbangan lingkungan |
Dalam pembuatannya
tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan |
2. |
Bahan-bahan yang
digunakan dapat diperbarui |
Bahan-bahan yang
digunakan tidak dapat diperbarui |
3. |
Bahan-bahan yang
digunakan dapat didaur ulang |
Bahan-bahan yang
digunakan tidak dapat didaur ulang |
4. |
Tidak menghasilkan
polutan yang berbahaya |
Menghasilkan polutan
yang berbahaya |
B.
Aplikasi teknologi
ramah lingkungan
Teknologi ramah lingkungan telah diterapkan dalam
berbagai bidang antara lain di bidang energi, transportasi, lingkungan, dan
industri.
1. Teknologi
ramah lingkungan bidang energi
a. Bahan
bakar dari tumbuhan (Biofuel)
Biofuel adalah cairan yang berasal dari biomassa, terutama dari tumbuhan (bahan nabati). Bentuk biofuel yang paling populer saat ini ialah biodiesel dan bioetanol. Biofuel dianggap sebagai pengganti sempurna untuk bahan bakar fosil karena biofuel lebih ramah lingkungan. Ada tiga generasi biofuel: biofuel generasi pertama (terbuat dari gula, tepung, minyak makan, atau lemak hewan), biofuel generasi kedua (terbuat dari non-tanaman pangan), dan biofuel generasi ketiga (terbuat dari alga). Biofuel yang dihasilkan dari mokroalga ini merupakan jenis biodiesel (Amy & Sachari, 2014, p. 1).
Gambar 1. Klasifikasi biofuel berdasarkan bahan bakunya
(Sumber
:
Ada beberapa
keunggulan biofuel dibandingkan bahan bakar fosil, dan salah satu yang sering
dibicarakan adalah bahwa biofuel merupakan
sumber energi terbarukan
yang lebih ramah
lingkungan dibandingkan bahan
bakar fosil, karena
biofuel secara signifikan
mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun, biofuel juga memiliki kekurangan.
Meskipun secara umum memang jauh lebih ramah
lingkungan dibandingkan bahan
bakar fosil, tetapi
ini tidak berarti bahwa
biofuel tidak menyebabkan
masalah pada lingkungan. Beberapa
ahli lingkungan khawatir
bahwa produksi biofuel
akan menciptakan masalah
pada keanekaragaman hayati,
karena banyak binatang akan kehilangan habitatnya akibat lahan yang semakin
banyak digunakan untuk memproduksi biofuel. Biofuel juga bisa menyebabkan
masalah deforestasi yang lebih hebat di beberapa negara berkembang jika
ekplorasinya dilakukan secara berlebihan
Ada dua
jenis biofuel yaitu dalam
bentuk etanol (C2H5OH)
dan biodiesel. Etanol merupakan
salah satu jenis alkohol yang dapat dibuat dengan fermentasi
karbohidrat atau reaksi
kimia gas alam.
Beberapa tumbuhan yang
mengandung karbohidrat tinggi
seperti jagung, sorgum, dan singkong biasanya digunakan
untuk menghasilkan etanol. Berbeda
dengan bioetanol, bahan
baku pembuatan biodiesel
berasal dari lemak
nabati, misalnya dari
minyak kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) atau
minyak jarak pagar
(Jatropha curcas L.)
b. Biogas
Biogas merupakan
jenis bahan bakar alternatif yang diperoleh dari proses fermentasi bahan-bahan
organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang
hidup di lingkungan
tanpa oksigen). Bakteri
anaerob bekerja dengan cara mengubah zat organik menjadi gas
metana (CH4) sebesar 75%, dan sisanya adalah gas karbon dioksida, hidrogen,
serta hidrogen sulfida
Gambar 2. Skema Pembuatan Biogas
(Sumber
:
Energi biogas
merupakan energi alternatif sebagai
pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan
untuk memasak. Dalam skala besar, biogas dapat digunakan
sebagai pembangkit energi listrik,
karena biogas adalah
energi yang dapat diperbarui. Biogas
adalah gas yang
dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme
pada kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen biogas: ±
60 % CH4
(metana), ± 38 %
CO2 (karbondioksida), ± 2 % N2, O2, H2, dan
H2S
Lingkungan yang
memiliki peternakan dan
tempat atau pabrik
pengolahan makanan (tempat pembuatan tahu, tempe, ikan pindang, dan brem)
merupakan tempat strategis
bagi pembuatan biogas.
Teknologi ini tidak
hanya bermanfaat karena
mampu menghasilkan sumber
energi alternatif, tetapi
juga dapat menjaga
kebersihan lingkungan. Limbah
organik dari hewan
ternak dan industri
pembuatan makanan tidak
dibuang begitu saja,
tetapi dijadikan biogas
c. Sel surya (Solar cell)
Energi cahaya matahari menjadi energi listrik
dengan menggunakan photovoltaic (PV) cell, atau sering disebut solar cell atau
sel surya. Pada umumnya sel surya memiliki ukuran yang tipis (hampir sama
dengan selembar kertas). Sel surya terbuat dari silikon (Si) yang dimurnikan
atau polikristalin silikon dengan beberapa logam yang mampu menghasilkan
listrik
Panel surya
adalah peralatan utama
sistem pembangkit listrik
tenaga surya yang
berfungsi untuk mengkonversikan energi
cahaya matahari menjadi
energi listrik secara
langsung. Besar daya
keluaran yang dihasilkan
dari proses konversi
tersebut ditentukan oleh
beberapa kondisi lingkungan
dimana sebuah panel
surya berada seperti
intensitas cahaya matahari,
suhu, arah datangnya
sinar matahari dan
spektum cahaya matahari
Panel surya memiliki
beberapa keunggulan, di
antaranya tidak menghasilkan
emisi gas rumah
kaca, mampu menghasilkan
energi cukup besar,
dan mudah dipasang
atau dipindahkan atau
dikembangkan. Meskipun memiliki
banyak keunggulan, panel
surya juga memiliki
beberapa kekurangan, di
antaranya adalah membutuhkan sistem penyimpanan listrik dan
komponen pada panel surya ini
termasuk jenis bahan
yang berbahaya
d.
Geotermal
Energi geotermal
merupakan panas yang
tersimpan dalam tanah,
lapisan dasar bumi,
dan cairan dalam
kerak bumi. Salah
satu cara untuk
mengambil energi geotermal
ini dengan menggunakan sistem pompa panas geotermal “geothermal
heat pump system”. Sistem ini
dapat memanaskan dan
mendinginkan sebuah rumah dengan memanfaatkan perbedaan
temperatur. Sistem ini banyak digunakan di negara yang memiliki empat musim,
yaitu musim dingin, musim semi,
musim panas, dan
musim gugur
2. Teknologi
ramah lingkungan bidang transportasi
a. Kendaraan
hidrogen (Hydrogen vehicle)
Kendaraan
hidrogen merupakan kendaraan
yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar penggerak mesin.
Di dalam kendaraan ini terpasang alat yang mampu mengubah energi kimia dari
hidrogen menjadi energi mekanik. Alat tersebut bekerja dengan cara membakar
hidrogen dalam mesin pembakaran internal atau dengan mereaksikan hidrogen dengan
oksigen dalam fuel
cell untuk menggerakkan
motor listrik
b. Mobil
surya (Solar car)
Mobil surya merupakan
mobil yang energi
utamanya berasal dari
sinar matahari. Salah satu
contoh mobil surya adalah bus surya. Bus
ini menggunakan sinar
matahari untuk memberikan
energi pada alat-alat
listrik dalam bus
dan energi yang
digunakan sebagai penggerak
pada mesin bus.
Pengenalan bus ini
sebagai alat transportasi
umum bertujuan untuk
mengembangkan alat transportasi
yang ramah lingkungan
c. Mobil
listrik (Electric car)
Mobil Listrik adalah
alat transportasi yang tidak
banyak menggunakan sumber
energi dari fosil dan
minyak bumi. Mobil listrik
adalah mobil yang digerakkan
oleh tenaga listrik
yang disimpan dalam baterai
maupun tempat penyimpanan
energi lainnya. Hal yang paling
utama adalah mobil listrik tidak menghasilkan
polusi udara, selain
itu mobil listrik juga
mengurangi efek rumah
kaca karena tidak membutuhkan bahan bakar fosil
sebagai penggerak utamanya
3. Teknologi
ramah lingkungan bidang lingkungan
a. Biopori
Biopori (biopore) merupakan ruang atau pori dalam
tanah yang dibentuk oleh makhluk hidup seperti
fauna tanah dan akar tanaman.
Bentuk biopori menyerupai
liang (terowongan kecil)
dan bercabang-cabang
sehingga sangat efektif
dalam menyalurkan air
dan udara ke dan di
dalam tanah. Biopori terbentuk
oleh adanya pertumbuhan
dan perkembangan akar
tanaman di dalam tanah
serta aktivitas fauna tanah
(Brata dan Nelistya,
2008). Ada 2
jenis biopori, yaitu
biopori alam dan biopori
buatan.
Menurut Griya (2008), biopori merupakan lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang biopori akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut danakan tertahan dalam lubang, karena berisi bahan-bahan organic di dalamnya.
b. Fitoremediasi
Fitoremediasi merupakan
penggunaan tumbuhan untuk
menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan
pencemar baik itu senyawa organik maupun
anorganik. Melalui fitoremediasi ini
polutan (zat penyebab polusi) seperti
logam berat, pestisida,
minyak, dan zat lain yang mengotori
tanah, air, atau
udara dapat dikurangi
bahkan dihilangkan. Keunggulan
teknologi fitoremediasi ini antara
lain: ramah lingkungan, biaya
operasional rendah, mudah
untuk diaplikasikan, aman digunakan, tanah dapat menjadi lebih
subur, dan dapat membuat kualitas lingkungan menjadi lebih baik
Fitoremediasi merupakan teknologi remediasi in-situ yang memanfaatkan kemampuan yang melekat pada tumbuhan hidup (Manousaki & Kalogerakis, 2011; Wang et al., 2017). Ini juga merupakan teknologi pembersihan yang ramah lingkungan dan digerakkan oleh energi matahari, berdasarkan konsep menggunakan alam untuk membersihkan lingkungan.
c. Toilet
pengompos (Composting toilet)
Composting toilet merupakan
toilet kering yang
menggunakan proses secara aerob
untuk menghancurkan atau mendekomposisi feses yang dihasilkan manusia. Toilet
pengompos dapat digunakan sebagai pengganti
toilet air pada
umumnya. Toilet ini
biasanya ditambah dengan
campuran serbuk gergaji,
sabut kelapa, atau
lumut tertentu untuk
membantu proses aerob,
menyerap air, dan
mengurangi bau. Proses dekomposisi ini umumnya lebih cepat
dari proses dekomposisi secara anaerob yang digunakan pada septic tank
4. Teknologi
ramah lingkungan bidang industry
a. Biopulping
Biopulping adalah teknologi
ramah lingkungan yang
terinspirasi dari proses
pelapukan kayu dan sampah tanaman oleh mikroorganisme. Proses pelapukan
dilakukan secara alami oleh beberapa jenis mikrob dan jamur, sehingga sampah dari
pohon-pohon yang telah mati akan kembali
diserap oleh alam
secara alami. Terinspirasi dari kemampuan
mikrob dalam proses pelapukan kayu, para
ahli saat ini
mulai mengembangkan proses
pengolahan limbah dengan
menggunakan mikroorganisme yang
mampu menguraikan lignin secara alami yang banyak ditemui
secara bebas di alam. Contoh mikroorganisme
yang digunakan yaitu
dari jenis kapang
(jamur) Phlebia subserialis dan Ceriporiopsis subvermispora