Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan

 

A. Tekanan Zat

1. Tekanan Zat Padat

Tekanan sama dengan penyebaran gaya pada luas suatu permukaan. Sehingga apabila gaya yang diberikan pada suatu benda (F) semakin besar, maka tekanan yang dihasilkan akan semakin besar. Sebaliknya, semakin luas permukaan suatu benda, tekanan yang dihasilkan semakin kecil (Zubaidah, S., dkk. 2017). Secara matematis, besaran tekanan dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut :

2. Tekanan Zat Cair

a.       Tekanan Hidrotastis

Tekanan Hidrotastis  merupakan tekanan zat cair yang dipengaruhi oleh kedalaman, massa jenis, dan juga gaya gravitasi. Semakin dalam zat cair, semakin besar tekanan yang dihasilkan, semakin besar massa jenis zat cair, semakin besar pula tekanan yang di hasilkan (Zubaidah, S., dkk. 2017). Berdasarkan Margaretha, Y., dkk (2022) adalah tekanan zat cairyang disebabkan oleh berat zat cair itu sendiri, tekanan hidrotastis terjadi pada zat cair yang tidak mengalir (diam).Tekanan hidrotastis Pada zat cair gaya (F) yang memberikan tekanan pada luas penampang ialah gaya berat zat cair itu sendiri (w) yang berada di atas benda sehingga diuraikan dimana berat ialah hasil kali massa dan percepatan gravitasi dan massa ialah hasil kali massa jenis dengan volume. Massa jenis atau sering disebut densitas merupakan massa suatu benda per satuan volumenya (Antika, L., dkk. 2012). :

Karena berat w = m x g

                      m = ρ x v

                       v = h x A

maka tekanan hidrotastis (Ph) dapat ditulis sebagai berikut : 

Pada pembanguanan listrik tenaga air, konsep tenaga hidrotastis ini penting untuk diperhatikan dalam merancang berbagai struktur bagunan dalam penampungan air PLTA dan lain sebagainya. Selain PLTA, tekanan hidrotastis ini juga dipakai dalam konsep kapal selam sehingga mampu menyelam ke dasar laun dengan kedalaman ratusan meter tanpa mengalami kebocoran atau kerusakan akibat tekanan hidrotastis ini, karena berdasarkan (Zubaidah, S., dkk. 2017) manusia tidak dapat mampu menyelam hingga kedalaman 20 m  karena paru paru manusia tidak mampu menahan tekanan yang besar sebanyak kurang lebih (>240.000 Pa).

b.      Hukum Archimedes

            Pada merancang kapal selain merancang kapas selam dengan menggunakan konsep tekanan hidrotastis agar tekanan air pada kedalaman tertentu tidak membuat bocor kapal selam, digunakan juga konsep hukum archimedes dengan mempertimbangkan dalam merancang struktur dan pemilihan bahan untuk membuat kapal selam. Salah satu bahan yang tahan terhadap tekanan air laut yang sangat besar adalah baja. Baja merupakan logam yang utamanya terbuat dari campuran besi dan karbon, dengan demikian baja memiliki massa jenis yang lebih besar daripada massa jenis air laut. Dengan diketahui massa baja lebih besar daripada massa jenis air laut, maka secara logika kapal akan tenggelam, akan tetapi dengan menggunakan konsep Hukum Archimedes dapat membuat kapal selam naik ke permukaan, atau kapal biasa tetap berlayar dan tidak karam ke dasar laut, kapal laut diletakkan secara tegak di lautan, sehingga kapal dapat memindahkan air laut dalam jumlah yang cukup besar, sehingga kapal laut mendapat gaya ke atas yang sama besar dengan berat kapal laut (Zubaidah, S., dkk. 2017).

      



            Pada kapal selam, kapal selam dapat memindahkan air laut sehingga dapat memperbesar berat atau memperingan berat kapal selam. Ketika kapal selam akan tenggelam maka air laut di masukkan ke dalam kapal selam sehingga kapal selam akan tenggelam, dan ketika kapal selam akan naik ke permukaan maka air laut di keluarkan sehinggga memperingan berat kapal selam (Zubaidah, S., dkk. 2017)

      


            Hukum archimedes mengatakan “Jika Benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda itu akan mendapat gaya ke atas yang sama besar dengan berat zat cair yang di desak oleh benda tersebut”. Menurut archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara karena di dalam air benda mendapat gaya ke atas. Ketika di udara benda memiliki berat mendekati yang sesungguhnya (Zubaidah, S., dkk. 2017).  Karena berat zat cair yang di desak atau di pindahkan benda adalah :

         Hukum diatas digunakan sebagai dasar pembuatan kapal laut atau kapal selam. Suatu benda dapat tenggelam atau terapung tergantung paa besarnya berat (w) dan gaya apung (F). Jika gaya apung yang maksimum lebihbesar daripada gaya berat maka benda akan terapung, sebaliknya jika gaya apung maksimum lebih kecil daripada gaya berat benda maka akan tenggelam. Jika gaya berat benda sama dengan gaya apung maksimum maka benda akan melayang di dalam air (Zubaidah, S., dkk. 2017).

c.       Hukum Pascal

Bunyi Hukum pascal yang telah dikemukakan oleh Blaise Pascal (1623-1662) ialah tekanan  zat  cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan besar yang sama. Prinsip ini digunkan dalam prinsp pompa hidrolik sehingga alat pengangkat pada pompa hidrolik mampu mengangkat mobil yang sangat berat padahal pompa hidrolik hanya berupa udara atau dapat berupa minyak (Zubaidah, S., dkk. 2017). Secara matematis hukum pascal dapat dituliskan sebagai berikut :


Jika A2 lebih besar dari A1, maka akan diperoleh gaya angkat F2, yang lebih besar daripada F1, ini merupakan prinspi kerja dari pompa hidrolik. Pada pompa hidrolik terdapat dua luas penampang yang berbeda yaitu luas penampang kecil (A1) dan luas penampang besar (A2) (Zubaidah, S., dkk. 2017).

3. Tekanan Zat Gas

                Gas merupakan cairan yang tidak memiliki bentuk intrinsik, dan yang mengembang tanpa batas untuk mengisi wadah apapun di mana ia diselenggarakan. Gas ideal secara fisik benar benar dijelaskan oleh jumlah substansi yang terdiri dari keempat parameter yang ditad independen dam hubungan di antara mereka yang dinyatakan dalam hukum gas. Jumlah substansi terdiri dari mol (n), suhu gas (T), tekanan gas (P), dan volume gas (V) (Zubaidah, S., dkk. 2017). Gas ideal adalah gas teoritis yang terdiri dari partikel partikel titik yang bergerak dengan acak dan tidak saling berinteraksi (Rizkiyatullah, D., dkk. 2019).

            Huum boyle mengatakan berdasarkan bercobaan yang dilakukan oleh Robert Boyle menemukan bahwa gas pada suhu gas konstan, tekanan gas akan bertambah, volume gas akan semaik berkurang. Demikian juga sebaliknya ketika tekanan gas berkurang maka volume gas akan semakin bertambah. Sehingga dapat dikatakan pada suhu konstan tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas (Zubaidah, S., dkk. 2017). Dan secara matematis Hukum Boyle dapat dituliskan sebagai berikut :


            Penerapan Hukum Boyle terdapat pada prinsip kerja pompa. Pompa hisap dan pompa tekan merupakan jenis pompa bila ditinjau dari prinsip kerjanya. Volume udara dalan pompa membesar dan udara tidak dapat masuk ke ban sebab harus masuk melalui kayup (Ventil) dari karet, apabila penghisap ditarik. Jika penghisap ditarik maka volume udara dalam pompa mengecil dan udara dapat masuk ke ban melalui ventil karena tekanannya membesar (Zubaidah, S., dkk. 2017).


            Hukum charles mengatakan menurut Jacques Charles (1746 - 1823) hubungan antara volume dan tekanan yaitu pada saat tekanan konstan, maka apabila suhu mutlak gas bertambah, volume gas pun akan bertambah. Demikian juga sebaliknya, ketika suhu mutlak gas berkurang, maka volume gas juga akan berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada saat tekanan gas konstan, suhu gas akan berbanding lurus dengan volume gas (Zubaidah, S., dkk. 2017). Secara matematis hukum charles dapat dirumuskan sebagai berikut :

V= T....((Tekanan Konstan)

            Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Joseph Gay-Lussac menemukan bahwa gas pada volume konstan, tekanan gas bertambahn, suhu mutlak gas juga bertambah. Demikian juga sebaliknya ketika tekanan gas berkurang, suhu mutlak gas juga berkurang. Sehingga dapat dikatakan Tekanan gas sebanding dengan suu mutlak gas, bila diukur pada volume yang konstan (Zubaidah, S., dkk. 2017).  Hukum gayy lussac secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :


 

B. Aplikasi Konsep Tekanan Zat dalam Mahluk Hidup

1. Pengukuran Air dan Nutrisi pada Tumbuhan

           Xilem dan Floem merupakan jaringan seperti tabung yang berperan dalam sistem pengangkutan. Xilem merupajan suatu jaringan oengangkut yang kompleks terdiri dari berbaga macam bentuk sel sedangkan floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan yang lain (Kusumaningrum, R. 2017). Air dan mineral dari dalam tanah akan diserap oleh akar, kemudian diangkut melalui xilem ke bagian batan dan daun tumbuhan. Zat makanan yang dibuat di daun akan diangkut melalui floem ke bagian lain tumbuhan yang memerlukan zat makanan, pengangkutan pada tumbuhan tersebut menggunakan prinsip tekanan zat sehingga dapat memindahkan zat makanan atau air dan mineral dari satu organ ke organ lain (Zubaidah, S., dkk. 2017).


           Pertama tama, air diserap oleh rambut rambut akar, kemudian air masuk ke sel epidermis melalui proses secara osmosis. Selanjutnya air akan melalui korteks. Dari korteks, air kemudian akan melalui endodermis dan persikel. Selanjutnya, air akan masuk ke jaringan xilem yang berada di akar. Setelah tiba di xilem akar, air akan bergerak ke xilem batang dan xilem daun (Zubaidah, S., dkk. 2017).


            Air dapat diangkat naik dari akar ke bagian tumbuhan lain yang lebih tinggi dan diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan karena adanya daya kapilaritas batang. Sifat ini seperti yang terjadi pada pipa kaplier. Pipa kapiler adlah pipa kecil berdiameter dalam 0,8 sampai 2 mm dan panjangnya kurang lebih 1 meter(Widada, J. 2007). Pipa kapiler memiliki bentuk yang hampir menyerupai sedotak akan tetapi diamternya sangat kecil. Apabila salah satu ujung pipa kapiler di masukkan ke dalam air, air yang berada pada pipa akan lebih tinggi daripada air yang berada di sekitar pipa kapiler. Begitu pula pada batang tanaman, air yang berada pada batang tanaman akan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan air yang berada pada tanah (Zubaidah, S., dkk. 2017).

            Daya kapilaritas batang, dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi. Kohesi merupakan kecenderungan suatu molkul untuk dapat berikatan dengan molekul lain yang sejenis. Adhesi adalah kecenderungan suatu molekul untuk dapat berikatan dengan molekul lain yang tidak sejenis. Melalui gaya adhesi, molekul air membentuk ikatan yang lemabh dengan dinding pembuluh. Melalui gaya kohesi akan terjadi ikatan antara suatu molekul air dengan molekul air lainnya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya tarik menarik anatara molekul air yang satu dengan molekul air lainnya di sepanjang pembuluh xilem (Zubaidah, S., dkk. 2017).

            Selain disebabkan oleh gaya kohesi dan adhesi, naiknya air ke daun disebabkan oleh penggunan air di bagian daun yang disebut dengan daya isap daun. Air akan dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Pada daun, air juga mengalami penguapan, penguapan air oleh daun disebut transpirasi. Penggunaan air oleh bagian daun akan menyebabkan terjadinya tarikan terhadap air yang berada pada bagian xilem sehingga air yang ada pada akar dapat naik ke daun (Zubaidah, S., dkk. 2017).

            Semua bagian tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, dan bagian lainnya memerlukan nutrisi. Agar kebutuhan nutrisi di setiap bagian tumbuhan ternutrisi, maka dibutuhkan suatu proses pengangkatan nutrisi hasil fotosintesis berupa gula dan asam amino ke seluruh tumbuh tumbuhan. Pengangkutan gasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan terjadi  melalui pembuluh floem yaitu dari konsentrasi gula tinggi ke bagian lain yang dituju dengan konsentrasi gula yang rendah (Zubaidah, S., dkk. 2017).


2. Tekanan Darah pada Sistem Peredaran Darah Manusia

        Tekanan yang terdapat pada pembuluh darah memiliki prinspi kerja seperti hukum pascal. Hal ini karena tekanan ppada pembuluh darah merupakan tekanan yang berada pada ruang tertutup. Pada saat jantung memompa darah, darah akan mendapatkan dorongan sehingga mengalir nmelalui pembuluh darah. Saat mengalir dalam pembuluh darah darah memberikan dorongan pada dinding pembuluh darah yang disebut tekanan darah. Agar tekanan darah tetap terjaga, maka pembuluh datah harus terisi penuh oleh darah. Bila terjadi kehilangan darah akibat kecelakaan atau penyakit, tekanan darah dapat hilang, sehingga darah tidak dapat mengalir menuju sel sel di seluruh tubuh. Akibatnya, sel-sel tubuh akan mati karena tidak mendapatkan pasokan okseigen dan nutrisi (Zubaidah, S., dkk. 2017).

        Tekanan darah dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat yang bernama  sphygmomanometer, ada pula yang menyebutnya sebagai tensimeter.


            Tekanan darag dapat diukur di dalam pembuluh nadi (arteri) besar yang biasanya dilakukan di tangan bagian lengan atas. Tekanan darah tang normal berkisar antara 120/80 mmHg. Angka pertama menunjukan tekanan saat nilik berkonsentrasi dan darah terdorong keluar dari bilik jantung melalui pembuluh arteri disebut angka sistol. Angka kedua, yaitu yang lebih rendah adalah hasil pengukuran tekanan saat bilik relaksasi dan darah masuk menuju bilik jantung, tepat sebelum bilik-bilik ini berkonstrasi lagi, disebut juga angka distol (Zubaidah, S., dkk. 2017).


                                                                 

3. Tekanan Gas pada Proses Pernapasan Manusia

            Pada paru paru tepatnya du alveolus terjadi pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida. Setiap menit paru paru dapat menyerap sekitar 250 mL oksigen dan mengeluarkan sebanyak 200mL karbon dioksida. Proses pertukaran atara okseigen dan karbon dioksida terjadi secara difusi, yaitu proses perpindahan zat terlarut dari daerah yang memiliki konsentrasi dan tekanan pasial tinggi ke daerah yang memiliki konsentrasi dan teklanan parsial rendah (Zubaidah, S., dkk. 2017).
            Tekanan parsial adalah tekanan yang diberikan oleh gas tertentu dalam campuran gas tersebut. Pada bagian ini yang dimaksud dengan tekanan parsial adalah tekanan oksigen dan karbon dioksida yang terlarut di dalam darah (Zubaidah, S., dkk. 2017).


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama