Gerak Pada Tumbuhan

A.    Pengertian Gerak Pada Tumbuhan

Gerak tumbuhan merupakan tanggapan yang kompleks terhadap rangsangan dari lingkungan yang berorientasi pada cahaya dan gravitasi. Tumbuhan dapat menggerakkan sebagian tubuhnya sebagai tanggapan terhadap rangsangan. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan dapat mendekati sumber rangsangan, ataupun menjauhi sumber rangsangan tersebut. Seringkali gerakan seperti ini penting untuk untuk pertumbuhan normal dari tumbuhan, karena gerakan tersebut memungkinkannya menentukan posisi yang cocok untuk mendapatkan bahan makanan dan energi dari lingkungan (Advinda, 2018: 155).

B.     Jenis-Jenis Gerak Pada Tumbuhan

            Berdasarkan atas penyebab tirnbulnya gerak, dapat dibedakan antara gerak tumbuh dan gerak turgor. Gerak tumbuh adalah gerak yang ditimbulkan oleh adanya pertumbuhan, sehingga menimbulkan perubahan elastis atau "irreversible". Gerak turgor adalah gerak yang timbul karena terjadi perubahan turgor pada sel-sel tertentu, dan sifatnya elastis atau "reversible". Berdasarkan arah rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu gerak endonom (autonom) dan gerak etionom. Gerak endonom (autonom) rnerupakan reaksi gerak turnbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari dalam atau dari tumbuhan itu sendiri. Sedangkan gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar  (Harahap, 2012: 47).

1.      Gerak Endonom

Gerak endonom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan atau faktor-faktor yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak endonom disebut juga autonom. Macam-macam gerak endonom, yaitu:

1)      Nutasi

Gerak nutasi adalah gerak spontan dari tumbuhan yang tidak disebabkan adanya rangsangan dari luar (Wiraatmaja, 2017).

2)      Higroskopis

Gerak higroskopis adalah gerak yang disebabkan oleh perbedaan kadar air. Sel-sel tumbuhan mempunyai kemampuan yang tidak sama dalam menerima dan melepaskan airnya. Jika lingkungan dalam keadaan kering, sel-sel yang lebih cepat melepaskan air akan berkerut, sementara sel-sel yang lainnya relatif tetap. Akibatnya, akan terjadi tarik menarik antara bagian yang kekurangan air dan bagian yang normal. Kekuatan tarik rnenarik ini akan menentukan arah gerak tumbuhan. Contohnya pada pecahnya annulus pada sporangium paku. Annulus merupakan kumpulan sel berdinding tebal sekitar sporangium paku yang berfungsi untuk melepaskan spora (Harahap, 2012: 47).

2.      Gerak Etionom

Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar tubuh tumbuhan. Gerak etionom disebut juga dengan gerak esionom. Rangsangan itu dapat berupa cahaya, sentuhan, suhu, air, gravitasi bumi, dan zat kimia. Organ tumbuhan yang memberikan respon terhadap rangsangan tersebut adalah akar, batang, daun, bunga, buah atau bagian dari organ tumbuhan tersebut. Berdasarkan arah respon, gerak etionom dibedakan menjadi gerak tropisme, gerak nasti dan gerak taksis (Idha Pramesti, n.d.; Rodiyah et al., 2018). 

1)      Gerak tropisme

Gerak Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Bagian yang bergerak itu misalnya cabang, daun, kuncup bunga atau sulur. Gerak tropisme dapat dibedakan menjadi tropisme positif apabila gerak itu menuju sumber rangsangan dan tropisme negatif apabila gerak itu menjauhi sumber rangsangan (Harahap, 2012: 48).

Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme dapat dibedakan lagi menjadi fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme, tigmotropisme, termotropisme, dan skototropisme.

a.       Fototropisme



Gambar 1. Gerakan tumbuhan ke arah sumber cahaya

Sumber: (Solomon et al., 2008)

Fototropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan berupa cahaya matahari (Wiraatmaja, 2017). Jika suatu tanaman dalam pot, diletakkan pada jendela dan satu sisinya disinari lebih terang daripada sisi yang lain, maka batangnya akan tumbuh membengkok ke arah cahaya yang lebih terang dan daunnya cenderung menghadap tegak lurus ke arah sumber cahaya (Advinda, 2018: 157).

b.      Geotropisme

Geotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan gaya gravitasi bumi. Geotropisme disebut juga gravitropisme. Geotropisme positif jika gerak responnya menuju ke bumi atau menuju ke bawah, Misalnya gerak pertumbuhan akar. Geotropisme negatif jika gerak responnya menjauhi bumi atau menuju ke atas, Misalnya gerak pertumbuhan batang (Wiraatmaja, 2017).

c.       Hidrotropisme

Hidrotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan adanya rangsangan berupa air. Gerak akar tumbuhan selalu menuju ke tempat yang basah (berair) (Wiraatmaja, 2017). Jika gerakan itu mendekati air maka disebut hidrotropisme positif. Misalnya, akar tanaman tumbuh bergerak menuju tempat yang banyak airya di tanah. Jika tanaman tumbuh menjauhi air disebut hidrotropisme negatif. Misalnya pada gerak pucuk batang tumbuhan yang tumbuh ke atas air. Respon tumbuhan tanaman ditentukan oleh stimulus gradient atau konsentrasi air (kelembaban). Kelembaban menyebabkan membeloknya akar ke daerah yang mengandung air dengan konsentrasi yang lebih besar (Harahap, 2012: 51).

d.      Kemotropisme

Kemotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan adanya rangsangan berupa zat kimia (Wiraatmaja, 2017). Jika gerakannya mendekati zat kimia tertentu disebut kemotropisme positif. Misalnya gerak akar menuju zat di dalam tanah. Jika gerakannya menjauhi zat kimia tertentu disebut kemotropisme negatif. Contohnya pada gerak akar menjauhi racun (Harahap, 2012: 52).

e.       Tigmotropisme

Gambar 2. Gerak sulur

Sumber: (Campbell et al., 2012)

Tigmotropisme adalah pergerakan pertumbuhan sel tanaman yang dirangsang oleh sentuhan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "thigma” yang berarti "sentuhan". Contoh dari tigmotropisme adalah pertumbuhan tanaman sulur seperti anggur dan tanaman yang pertumbuhannya merambat dan memiliki sulur yang membelit bagian penopangnya dan pada Brunnichia ovate (Wiraatmaja, 2017).

f.        Termotropisme

Termotropisme adalah pergerakan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh rangsangan berupa panas atau perubahan panas (Wiraatmaja, 2017).

g.      Skototropisme

Skototropisme (bahasa Yunani, skotos, berarti kegelapan, kekelaman) adalah pergerakan pertumbuhan ke arah kegelapan (Wiraatmaja, 2017).

2)      Gerak nasti

Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan. Namun arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, gerak nasti dibedakan menjadi:

a.       Fotonasti

Fotonasti adalah gerak nasti pada tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan cahaya matahari (Wiraatmaja, 2017). Misalnya, gerakan mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) di sore hari (Harahap, 2012: 54).

b.      Niktinasti

Gambar 3. Gerakan-gerakan tidur pada kacang merah (Phaseolus vulgaris).

Sumber: (Solomon et al., 2008)

Niktinasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap (Wiraatmaja, 2017). Misalnya, pada malam hari daun-daun tumbuhan polong-polongan akan menutup dan akan membuka keesokan harinya ketika matahari terbit (Harahap, 2012: 55).

c.       Tigmonasti

Gambar 4. Gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica)

Sumber: (Campbell et al., 2012)

Tigmonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan mekanis berupa sentuhan atau tekanan (Wiraatmaja, 2017). Contoh gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica) jika disentuh. Jika hanya satu anak daun dirangsang dengan sentuhan, rangsangan itu diteruskan ke seluruh tubuh tumbuhan sehingga anak daun lain ikut mengatup (Harahap, 2012: 55).

d.      Termonasti

Termonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu (Wiraatmaja, 2017). Misalnya pada bunga tulip, Bunga-bunga tersebut mekar jika mendadak mengalami kenaikan suhu dan akan menutup kembali jika suhu turun (Harahap, 2012: 56).

e.       Haptonasti

Haptonasti adalah gerak nasti yang terjadi pada tumbuhan insektivora yang disebabkan oleh sentuhan serangga (Wiraatmaja, 2017). Contohnya pada tumbuhan Dionaea (sejenis tumbuhan perangkap lalat). Bila ada lalat yang menyentuh bagian dalam daun, daun akan segera menutup sehingga lalat akan terperangkap di antara kedua belahan daun (Harahap, 2012: 57).

f.        Nasti Kompleks

Nasti kompleks adalah gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus. Rangsangan yang diterima dapat berupa: cahaya matahari, suhu, air dan zat kimia (Wiraatmaja, 2017). Contohnya gerak membuka dan menutupnya stomata pada daun (Harahap, 2012: 57).

3)      Gerak taksis

Gerak taksis adalah gerak seluruh atau bagian tubuh tumbuhan yang berpindah tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Gerakan yang arahnya mendekati sumber rangsangan disebut taksis positif dan yang menjauhi sumber rangsangan disebut taksis negatif. Umumnya terjadi pada tumbuhan tingkat rendah. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, taksis dibedakan menjadi:

a.       Fototaksis

Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya rangsangan berupa cahaya (Wiraatmaja, 2017). Contohnya pada ganggang hijau yang langsung menuju cahaya yang intensitasnya sedang. Tetapi bila intensitas cahaya meningkat, maka akan tercapai batas tertentu dan ganggang hijau tiba-tiba akan berbalik arah dan berenang menuju cahaya. Sehingga terjadi perubahan yang semula gerak fototaksis positif menjadi fototaksis negatif (Harahap, 2012: 57-58).

b.      Kemotaksis

Kemotaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan berupa zat kimia (Wiraatmaja, 2017). Contohnya gerak gamet jantan berflagela (spermatozoid) yang dihasilkan oleh anteridium lumut ke arah gamet betina (sel telur) di dalam arkegonium. Spermatozoid bergerak karena tertarik oleh sukrosa atau asam malat. Pergerakan ini terjadi karena adanya zat kimia pada sel garnet betina (Harahap, 2012: 57).




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama